Aktivitas pertambangan emas di
beberapa daerah saat ini sering menggunakan bantuan mesin yang disebut dengan
tromol (gelundung). Alat ini digunakan oleh penambang untuk membantu mereka
mengolah batuan alam yang diperoleh dari lokasi pertambangan menjadi emas.
Gambar 1. Alat Gelundung di Rumah Warga
(Dokumentasi Pribadi)
Proses pengolahan emas yang
dilakukan oleh Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) dapat menimbulkan berbagai
dampak buruk bagi kehidupan karena pemanfaatan Merkuri (Hg) sebagai pengikat
emas. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan pengolahan emas langsung dibuang ke
lingkungan, salah satunya ke badan perairan seperti sungai tanpa melalui proses
penghilangan senyawa toksik seperti Hg terlebih dahulu. Intensitas aktivitas
pengolahan emas yang berlangsung secara terus menerus berpotensi menyebabkan
akumulasi Hg di sungai, sehingga sungai menjadi tercemar.
Sungai menjadi salah satu sumber
air yang dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari, diantaranya yaitu untuk air
minum, kegiatan pemeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat
gigi, keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan dan pakaian. Adanya limbah
Hg yang masuk ke aliran sungai tentu dapat berdampak terhadap kesehatan
masyarakat yang memanfaatkan air tersebut untuk kebutuhan hidupnya. Ambang
batas Hg pada perairan adalah 0,001 mg/L (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 82, 2001). Hg yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat menimbulkan berbagai efek
negatif bagi kesehatan, antara lain bersifat racun terhadap sistem syaraf
pusat, sistem pencernaan, sistem pernapasan, hati, immunitas, kulit dan ginjal (Kristianingsih, 2018; Edaniati & Fitriani, 2015).
Keberadaan limbah yang mengandung
Hg di perairan juga dapat berdampak bagi kehidupan organisme perairan. Up
take rate Hg dalam jaringan tubuh biota air sangat cepat (sangat mudah
diserap dan terakumulasi) dibandingkan proses eksresinya (Setiyono & Djaidah, 2012), khususnya pada kelompok organisme seperti algae, di tingkat trofik
terendah (Wiener & Suchanek, 2008). Hg yang terakumulasi dalam tubuh biota air akan merusak atau menstimuli
sistem enzimatik, yang menyebabkan penurunan kemampuan adaptasi, sehingga biota
tersebut cepat mati (Budiono, 2003).
Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat beberapa rumusan
permasalahan yang ditimbulkan dari aktivitas PESK, diantaranya yaitu:
- Bagaimana karakteristik Hg saat berada di perairan?
- Bagaimana dampak keberadaan Hg terhadap kehidupan organisme pada tingkat trofik terendah di ekosistem perairan, khususnya mikroalga?
- Upaya apa yang bisa dilakukan untuk menangani cemaran Hg di perairan?
Untuk dapat memahami permasalahan tersebut, explore informasi dengan mempelajari materi-materi selanjutnya yang disajikan pada menu Fenomena Lingkungan!