Minggu, 02 April 2023

PESK dan Perairan Tercemar

Posted by Khairunnisa on April 02, 2023 with
Aktivitas pertambangan emas di beberapa daerah saat ini sering menggunakan bantuan mesin yang disebut dengan tromol (gelundung). Alat ini digunakan oleh penambang untuk membantu mereka mengolah batuan alam yang diperoleh dari lokasi pertambangan menjadi emas.

Gambar 1. Alat Gelundung di Rumah Warga
(Dokumentasi Pribadi)

Proses pengolahan emas yang dilakukan oleh Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) dapat menimbulkan berbagai dampak buruk bagi kehidupan karena pemanfaatan Merkuri (Hg) sebagai pengikat emas. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan pengolahan emas langsung dibuang ke lingkungan, salah satunya ke badan perairan seperti sungai tanpa melalui proses penghilangan senyawa toksik seperti Hg terlebih dahulu. Intensitas aktivitas pengolahan emas yang berlangsung secara terus menerus berpotensi menyebabkan akumulasi Hg di sungai, sehingga sungai menjadi tercemar.
Sungai menjadi salah satu sumber air yang dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari, diantaranya yaitu untuk air minum, kegiatan pemeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat gigi, keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan dan pakaian. Adanya limbah Hg yang masuk ke aliran sungai tentu dapat berdampak terhadap kesehatan masyarakat yang memanfaatkan air tersebut untuk kebutuhan hidupnya. Ambang batas Hg pada perairan adalah 0,001 mg/L (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82, 2001). Hg yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat menimbulkan berbagai efek negatif bagi kesehatan, antara lain bersifat racun terhadap sistem syaraf pusat, sistem pencernaan, sistem pernapasan, hati, immunitas, kulit dan ginjal (Kristianingsih, 2018; Edaniati & Fitriani, 2015).
Keberadaan limbah yang mengandung Hg di perairan juga dapat berdampak bagi kehidupan organisme perairan. Up take rate Hg dalam jaringan tubuh biota air sangat cepat (sangat mudah diserap dan terakumulasi) dibandingkan proses eksresinya (Setiyono & Djaidah, 2012), khususnya pada kelompok organisme seperti algae, di tingkat trofik terendah (Wiener & Suchanek, 2008). Hg yang terakumulasi dalam tubuh biota air akan merusak atau menstimuli sistem enzimatik, yang menyebabkan penurunan kemampuan adaptasi, sehingga biota tersebut cepat mati (Budiono, 2003).
 
Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat beberapa rumusan permasalahan yang ditimbulkan dari aktivitas PESK, diantaranya yaitu:

  1. Bagaimana karakteristik Hg saat berada di perairan?
  2. Bagaimana dampak keberadaan Hg terhadap kehidupan organisme pada tingkat trofik terendah di ekosistem perairan, khususnya mikroalga?
  3. Upaya apa yang bisa dilakukan untuk menangani cemaran Hg di perairan?

Untuk dapat memahami permasalahan tersebut, explore informasi dengan mempelajari materi-materi selanjutnya yang disajikan pada menu Fenomena Lingkungan!